ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL PARAMETER SEISMOTEKTONIK WILAYAH JAWA BARAT DAN BANTEN BERDASARKAN A-VALUE DAN B-VALUE PERIODE 1971-2021
Keywords:
parameter seismotektonik, Gutenberg-Richter, Maksimum likelihoodAbstract
Jawa Barat dan Banten adalah salah satu wilayah aktif gempa bumi, ini dikarenakan adanya zona subduksi dan beberapa sesar aktif yang mempengaruhi aktivitas tektonik wilayah tersebut. Salah satu upaya mitigasi bencana gempa bumi ialah menganalisis parameter seismotektonik yang ditunjukkan oleh a-value dan b-value dari persamaan Gutenberg-Richter dalam hubungan frekuensi-magnitudo gempa, dimana a-value menunjukkan aktivitas seismik dan b-value yang merupakan gradien dari persamaan ini menggambarkan tingkat kerapuhan batuan di wilayah penelitian. Analisis dilakukan secara spasial dan temporal dari data gempa katalog USGS dengan M≥4 di Wilayah Jawa Barat dan Banten dengan batas -5,794°LS – 8,037°LS dan 104,963°BT – -108,759°BT periode 1971-2021. Berdasarkan hasil estimasi metode maksimum likelihood pada software ZMAP v6 didapat b-value sebesar 1,37 dan a-value sebesar 9,56. Untuk distribusi spasialnya didapat b-value yang tinggi di wilayah selatan Jawa Barat sebesar 1,4-1,8 dengan a-value sebesar 9-11, nilai a-value dan b-value tinggi menunjukan tingkat aktivitas tektonik yang tinggi dengan tingkat kerapuhan batuan yang tinggi, sementara untuk b-value rendah terdapat di wilayah Jawa Barat bagian utara hingga laut Jawa dengan nilai 0,9-1,2 dengan a-value 6-8, b-value rendah memiliki potensi tinggi terjadinya gempa besar, karena wilayah dengan b-value rendah pada wilayah aktif gempa bumi menyimpan stress yang besar. Untuk distribusi temporal b-value menggambarkan adanya penurunan secara signifikan dalam rentang waktu tertentu sebelum terjadi gempa bumi besar, ini menunjukkan bahwa temporal b-value dapat dijadikan salah satu prekursor untuk gempa bumi besar.
References
I. L. Hilmi, S. Sutrisno, and D. Sunarya. (2019). Analisis Seismisitas Berdasarkan Data Gempa Bumi Periode 1958-2018 Menggunakan b-Value Pada Daerah Selatan Jawa Barat dan Banten, Al-Fiziya J. Mater. Sci. Geophys. Instrum. Theor. Phys., vol. 2, no. 1, pp. 10–16.
Y. Bock. (2003). Crustal motion in Indonesia from Global Positioning System measurements. Journal Geophysics. Res., vol. 108, no. B8.
I. Haryanto. (2006). Struktur Geologi Paleogen dan Neogen di Jawa Barat. Bulletin Science Contrib., vol. 4, pp. 88–95.
Sunarjo, M. T. Gunawan, & S. Pribadi. (2012). Gempabumi Edisi Populer.
USGS Earthquake Catalogue. (26 Mar, 2021) (https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/search/).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), “Laporan Harian Pusdalops BNPB. (2009). (https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/336.pdf).
B. Gutenberg and C. F. Richter. (1945). Frequency of Earthquakes in California. Nature, vol.156, no.3960, pp. 371–371,
F. N. Ernandi. (2020). Analisis variasi a-value dan b-value dengan menggunakan software zmap v . 6 sebagai indikator potensi gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara Barat, Jurnal Inovasi Fisika Indonesia. vol. 09, pp. 24–30.
S. Rohadi. (2015). Distribusi Spasial Dan Temporal Parameter Seismotektonik Sebagai Indikasi Tingkat Aktivitas Kegempaan Di Wilayah Papua. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. vol. 16, pp. 189–198.
S. Rohadi, H. Grandis, & M. A. Ratag. (2007). Studi Variasi Spatial Seismisitas Zona Subduksi Jawa. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. vol. 8, no. 1, pp. 42–47.
M. Irsyam, et al. (2010). Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010.
E. M. Scordilis. (2006). Empirical global relations converting MS and mb to moment magnitude. Journal Seismology. vol. 10, no. 2, pp. 225–236.
I. I. Pertiwi, M. Arsyad, & P. Palloan. (2012). Analisis Distribusi Spasial dan Temporal Seismotektonik Wilayah Sulawesi Bagian Selatan dan Barat Berdasarkan Nilai-b dengan Metode Maksimum Likelihood. Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar. vol. 8, no. 3, pp. 269–278.
G. M. Molchan, T. L. Kronrod, & A. K. Nekrasova. (1999). Immediate foreshocks: time variation of the b-value. Physics Earth Planet. International., pp. 229–240.