KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN WILAYAH BANJARBARU GUNA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN IKN NUSANTARA
Keywords:
Oldeman, Klasifikasi Iklim, Pola TanamAbstract
Pertanian merupakan sektor yang sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Iklim dapat mempengaruhi pola tanam, waktu tanam, indeks pertanaman, produksi dan kualitas hasil. Wilayah Banjarbaru, Kalimantan Selatan sebagai salah satu daerah penunjang IKN Nusantara diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan IKN Nusantara nantinya melalui sektor pertanian. Sehingga, klasifikasi iklim sangat penting dilakukan dalam mendukung sektor pertanian di wilayah tersebut. Dalam tulisan ini, klasifikasi iklim yang digunakan adalah klasifikasi iklim Oldeman menggunakan data curah hujan periode 10 tahunan dengan 2 periode berbeda, yaitu tahun 1998 - 2007 dan 2013 - 2022. Hasil menunjukkan bahwa wilayah Banjarbaru memiliki tipe iklim C2. Berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman, wilayah Banjarbaru merupakan daerah yang dapat ditanam padi 1 kali dan tanaman palawija 2 kali dalam setahun. Tetapi penanaman palawija yang kedua harus hati-hati jangan jatuh pada bulan kering, sehingga memiliki sistem pola tanam 1PS + 1PL + 1SK.
References
Pertanian merupakan sektor yang sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Iklim dapat mempengaruhi pola tanam, waktu tanam, indeks pertanaman, produksi dan kualitas hasil. Wilayah Banjarbaru, Kalimantan Selatan sebagai salah satu daerah penunjang IKN Nusantara diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan IKN Nusantara nantinya melalui sektor pertanian. Sehingga, klasifikasi iklim sangat penting dilakukan dalam mendukung sektor pertanian di wilayah tersebut. Dalam tulisan ini, klasifikasi iklim yang digunakan adalah klasifikasi iklim Oldeman menggunakan data curah hujan periode 10 tahunan dengan 2 periode berbeda, yaitu tahun 1998 - 2007 dan 2013 - 2022. Hasil menunjukkan bahwa wilayah Banjarbaru memiliki tipe iklim C2. Berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman, wilayah Banjarbaru merupakan daerah yang dapat ditanam padi 1 kali dan tanaman palawija 2 kali dalam setahun. Tetapi penanaman palawija yang kedua harus hati-hati jangan jatuh pada bulan kering, sehingga memiliki sistem pola tanam 1PS + 1PL + 1SK.