IDENTIFIKASI BAHAYA GEMPABUMI KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS (PSHA) UNTUK PROBILITAS TERLAMPAUI 10 % DALAM 50 TAHUN (500 TAHUN)
Keywords:
Gempabumi, Percepatan, PSHA, PGA, ProbabilitasAbstract
Wilayah Kalimantan Timur merupakan wilayah yang direncanakan menjadi ibukota Negara Indonesia baru. Pembangunan sarana pra-sarana dalam mendukung proses pemindahan Ibukota terus dipersiapkan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu memperhatikan potensi bencana alam, terutama gempabumi. Metode analisis potensi bencana gempabumi merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi risiko yang ditimbulkan saat terjadi gempabumi. Hasil dari metode ini berupa peta Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) yang memberikan gambaran kekuatan guncangan akibat gempabumi terhadap suatu bangunan. Analisis seismik hazard dilakukan dengan bantuan program USGS-PSHA dengan memperhatikan sumber-sumber gempabumi yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Hasil analisis perhitungan PSHA menunjukan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) di batuan dasar wilayah Kalimantan Timur untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun berkisar 0.01 – 0.58 g. Nilai PGA untuk spektrum spektrum respon T=1s pada rentang 0.05 – 0.43 g, dan untuk spektrum respon T=0,2s pada rentang 0.02 – 0.85 g.Kota Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanagara memiliki tingkat risiko kegempaan yang cukup tinggi dibandingkan dengak kota-kota lain yang berada di Kalimatan Timur. Nilai Pecepatan Maksimum di daerah ini berkisar 0.2 – 0.58 g.
References
Nahak, Simon. (2019). Implikasi Hukum Pertanahan Terhadap Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia Dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 2, 31-40.
Toun, N. R. (2018). Analisis Kesiapan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia ke Kota Palangkaraya. Jurnal Ilmu Politik Pemerintah dan Adminitasi Publik, 1, 124-148.
Rahmat, H. K., Syarifah, H., Kurniadi, A., Putra, R. M. & Wahyuni, S. W. (2021). Implementasi Kepemimpinan Strategis Guna Menghadapi Ancaman Bencana Banjir Dan Tsunami Di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Manajemen Bencana, 7, 1–18.
Ifad Fadlurrahman, A. R. S. Widana, I.D.K., Wilopo, Kerta, & Julius, A.M. (2018). Peranan BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan Dalam Mendukung Informasi Gempabumi Donggala Tahun 2018. Jurnal Manajemen Bencana, 7, 387–397.
Tim Revisi Peta Gempa Indonesia.(2010).Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010. Laporan Penelitian,KementerianPekerjaan Umum, Jakarta.
Pusgen, (2017). Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Katalog Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG (2020). http://repogempa.bmkg.go.id/repo_new/, diakses 15 Maret 2021.
USGS Search Earthquake Catalog(2020).https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/search/,diakses 7 Maret 2021.
Gardner, J. K., & Knopoff, L. (1974). Is the Sequence of Earthquakes in Southern California, With Aftershocks Removed, Poissonian?. Bulletin of the Seismological Society of America, 64, 1363-1367.
Bella, R.A. (2008). Pembuatan Program Interface Untuk Software USGS PSHA 2007 Dengan Studi Kasus Pembuatan Peta Spectra Hazard di Wilayah Nusa Tenggara Timur. Thesis: Magister Teknik Sipil ITB.
Atkinson, G., Boore, D.(1995). New Ground Motion Relations for Eastern North America, Bull. Seismol. Soc. Am., 85, 17–30.
Campbell, K.W. and Bozorgnia, Y.(2008). Ground Motion Model for the Geometric Mean Horizontal Component of PGA, PGV, PGD and 5%-damped Linear Elastic Response Spectra for Periods Ranging from 0.01 to 10.0 s. Earthquake Spectra, 24.
Youngs, R.R., Chiou, S.J., Silva, W.J., Humphrey, J.R.. (1997). Strong Ground Motion Attenuation Relationships for Subduction Zone Earthquakes. Seismol. Res. Lett., 68.58–73.
Atkinson, G.M., Boore, D.M.(2003). Empirical GroundMotion Relations for Subduction Zone Earthquakes and Their Application to Cascadiaand Other Regions, Bull. Seismol. Soc. Am.,93. 1703-1729.
Chiou, B. and Youngs, R.(1998).A NGA Model for the Average Horizontal Component of Peak Ground Motion and Response Spectra, Earthquake Spectra, 2.
BSN (2012). SNI 1726: 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 726:2012. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Supartoyo, (2017), Ancaman dan Potensi Gempabumi di Kalimantan, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan Ke 4,1-13, depok: Universitas Indonesia.